Sabtu, 21 Februari 2015

Abraham Lincoln: Vampire Hunter



Abraham Lincoln (Benjamin Walker), menyaksikan Ibunya tewas dibunuh oleh seorang vampire bernama Jack Barts (Marton Csokas). Abraham bertekad untuk membalaskan dendamnya atas kematian Ibunya. Abraham bertemu dengan Henry Sturgess (Dominic Cooper), yang faktanya tidak seperti Abraham. Henry kemudian menugaskan Abraham ke suatu daerah bernama Springfield, untuk memburu kawanan Vampire, yang dipimpin oleh Adam (Rufus Sewell), dan membunuh mereka satu per satu.

Abraham menyewa satu kamar ditoko milik Joshua Speed (Jimmi Simpson). Dibalik bantuan yang ia berikan, Henry ternyata menyimpan misi tersendiri, yaitu membalaskan dendam atas kematian kekasihnya. Dengan kembalinya Will Johnson (Anthony Mackie), sahabat masa kecilnya, Abraham mulai membangun kekuatannya, menjadi Presiden Amerika Serikat, dan mengusir para vampire dari tanah leluhurnya. 





Saya baru mengenal Timur Bekmambetov, yang pernah menyutradarai Wanted, yang dibintangi oleh Angelina Jolie dan Morgan Freeman, dan memproduseri film animasi "9". Dibantu dengan screenplay yang ditulis oleh Seth Grahame-Smith, penulis novel dengan judul yang sama, yang menjadi ide awal film ini, Timur menjadikan Abraham Lincoln: Vampire Hunter sebuah film yang baik. Cerita yang bergerak cepat, adegan action yang memukau, ditambah cinematography yang sangat baik, menyuguhkan sebuah tontonan yang menghibur. Special effect yang berpadu permainan warna yang indah, memanjakan mata dan tidak memusingkan. Tim Burton, ternyata ada dibalik layar pada lini produser. I just can say, “Oh, okay”. 
 
 

Dari sisi cast, tentu saja Benjamin Walker (Flags of Our Fathers) sebagai pemeran tokoh utama, paling menyita perhatian saya. Benjamin menjadikan sosok Abraham seolah tampak nyata, menjaga kewibawaan sosok President ke-16 Amerika Serikat ini lewat akting yang memukau baik dari cara berbicara, hingga ekspresi wajah, sangat baik. Berikutnya adalah Dominic Cooper, yang menurut saya selalu sukses menjadi pemeran pendukung yang membantu cerita dari film terus mengalir. Mungkin dari yang paling membekas, An Education sampai yang terakhir My Week with Marilyn, dan kembali terulang di film ini.

Cast lainnya juga bermain sama baiknya, namun tidak bisa dipungkiri tidak se-dominan Benjamin dan Dominic. Dari Rufus Sewell, Jimmi Simpson yang sempat membuat saya berpikir akan berubah, Anthony Mackie; Erin Wasson sebagai Vadoman, vampire wanita yang tidak lemah; hingga Mary Elizabeth Winstead, si cantik Ramona dalam Scott Pilgrim vs. The World, yang di film ini berperan sebagai Mary Todd Lincoln, istri Abraham Lincoln. 





Overall, Abraham Lincoln: Vampire Hunter adalah film yang cukup menghibur. Ekspektasi awal saya berada pada level cukup, mungkin maksimal 7. Pertama, saya bukan penggemar vampire. Kedua, saya sudah kecewa pada film dengan tema vampire yang terlebih dahulu keluar tahun ini, Dark Shadows. Terakhir, screenplay ditulis oleh orang yang sama dengan Dark Shadows, ditambah dengan judul dan ide yang sekilas terkesan aneh, "Presiden Amerika Serikat berburu vampire??". Saya belum pernah membaca novel “Abraham Lincoln, Vampire Hunter”, namun cerita yang dimiliki film ini cukup kuat. Pergerakan yang cepat menjaga tensi film dari awal hingga akhir terus stabil. Aksi pertarungan yang tidak tanggung dari segi violence (meskipun intensitasnya sendiri terasa kurang), menjaga film ini terus melaju ketika cerita mulai sedikit melambat, porsi humor yang pas, menyuguhkan 105 menit yang tidak membosankan. Keterkaitan cerita satu sama lain yang jelas, menjadikan anda dapat dengan leluasa menikmati suguhan visual yang memikat. Enjoyy^^..

4 komentar: